Diabetes adalah salah satu penyakit kronis yang jumlah penderitanya terus meningkat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Menurut data International Diabetes Federation (IDF), pada tahun 2021 Indonesia menempati peringkat kelima negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia, yaitu sekitar 19,5 juta orang. Ironisnya, sebagian besar penderita tidak menyadari bahwa mereka mengidap penyakit ini, atau menganggapnya tidak terlalu berbahaya jika belum menunjukkan gejala yang parah. Padahal, diabetes yang tidak dikontrol dapat menimbulkan komplikasi serius dan berujung pada kematian.
Artikel ini akan membahas pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai dampak serius diabetes jika tidak dikontrol, mulai dari pengertian, risiko, hingga langkah pencegahannya.
Apa Itu Diabetes dan Mengapa Berbahaya?
Diabetes adalah kondisi kronis ketika kadar gula darah (glukosa) terlalu tinggi karena tubuh tidak dapat memproduksi insulin dengan cukup, atau tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Insulin adalah hormon yang berfungsi membantu sel menyerap glukosa dari darah untuk diubah menjadi energi. Jika kadar gula darah dibiarkan tinggi dalam waktu lama, maka akan merusak berbagai organ dan jaringan tubuh.
Diabetes dibagi menjadi tiga jenis utama:
-
Diabetes Tipe 1 – Disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang menyerang sel penghasil insulin di pankreas. Biasanya muncul sejak usia muda.
-
Diabetes Tipe 2 – Terjadi ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif (resistensi insulin) atau produksinya tidak mencukupi. Jenis ini paling umum terjadi pada orang dewasa, namun kini juga menyerang anak-anak.
-
Diabetes Gestasional – Dialami oleh wanita hamil, biasanya hilang setelah melahirkan tetapi meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2 di kemudian hari.
Dampak Serius Jika Diabetes Tidak Dikontrol
Banyak orang menganggap diabetes hanya sebatas “penyakit gula” yang cukup diatasi dengan obat atau pantangan makanan. Padahal, jika tidak dikontrol, diabetes dapat memicu komplikasi serius yang memengaruhi hampir seluruh bagian tubuh.
1. Kerusakan Pembuluh Darah dan Saraf
Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak dinding pembuluh darah, membuat aliran darah tidak lancar, serta merusak saraf (neuropati diabetik). Akibatnya, penderita bisa mengalami nyeri, kesemutan, mati rasa pada tangan atau kaki, hingga luka yang sulit sembuh.
2. Penyakit Jantung dan Stroke
Diabetes meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular hingga dua kali lipat. Plak yang menumpuk di pembuluh darah dapat memicu serangan jantung dan stroke.
3. Gagal Ginjal
Ginjal berfungsi menyaring limbah dari darah. Gula darah tinggi dapat merusak pembuluh darah kecil di ginjal, menyebabkan nefropati diabetik yang pada tahap akhir memerlukan cuci darah.
4. Gangguan Penglihatan dan Kebutaan
Diabetes dapat merusak pembuluh darah di retina (retinopati diabetik) yang berisiko menyebabkan kebutaan permanen jika tidak ditangani.
5. Amputasi
Kerusakan saraf dan sirkulasi darah yang buruk membuat luka di kaki sulit sembuh, rentan infeksi, dan dalam kasus parah memerlukan amputasi.
6. Masalah Kehamilan
Pada ibu hamil, diabetes yang tidak terkendali dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat badan berlebih, cacat lahir, atau bahkan meninggal saat persalinan.
Faktor Risiko yang Perlu Diwaspadai
Peningkatan kasus diabetes sangat erat kaitannya dengan gaya hidup modern. Beberapa faktor risiko yang memicu diabetes tipe 2 antara lain:
-
Kelebihan berat badan atau obesitas
-
Pola makan tinggi gula dan lemak jenuh
-
Kurang aktivitas fisik
-
Riwayat keluarga dengan diabetes
-
Tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi
-
Usia di atas 40 tahun (meskipun kini banyak kasus pada usia muda)
Mengapa Banyak Penderita Tidak Menyadari?
Salah satu masalah besar dalam penanganan diabetes adalah rendahnya kesadaran masyarakat akan gejalanya. Gejala awal seperti sering haus, sering buang air kecil, cepat lelah, dan penurunan berat badan sering diabaikan atau dianggap masalah ringan. Akibatnya, banyak penderita baru terdiagnosis ketika komplikasi sudah terjadi.
Langkah Meningkatkan Kesadaran dan Pencegahan
Meningkatkan kesadaran tentang diabetes harus dilakukan secara berkesinambungan melalui edukasi, pemeriksaan rutin, dan perubahan gaya hidup. Beberapa langkah yang dapat dilakukan:
1. Edukasi Publik
Masyarakat perlu memahami bahwa diabetes bukan sekadar “penyakit gula” biasa, melainkan kondisi yang bisa memengaruhi hampir seluruh organ tubuh. Informasi ini bisa disebarkan melalui seminar kesehatan, media sosial, maupun kampanye kesehatan di sekolah dan tempat kerja.
2. Pemeriksaan Rutin
Tes gula darah secara berkala penting dilakukan, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko. Pemeriksaan dini dapat membantu mendeteksi diabetes sebelum terjadi kerusakan organ.
3. Pola Makan Sehat
Konsumsi makanan tinggi serat, seperti sayur, buah, dan biji-bijian, serta kurangi asupan gula tambahan, makanan olahan, dan lemak trans. Mengatur porsi makan juga membantu menjaga berat badan ideal.
4. Aktivitas Fisik Teratur
Olahraga minimal 150 menit per minggu, seperti jalan cepat, bersepeda, atau berenang, dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan membantu mengontrol berat badan.
5. Manajemen Stres
Stres kronis dapat memengaruhi kadar gula darah. Latihan pernapasan, meditasi, atau hobi positif dapat membantu mengelola stres.
6. Berhenti Merokok dan Batasi Alkohol
Merokok meningkatkan risiko komplikasi diabetes, sedangkan alkohol dapat memengaruhi kadar gula darah.
Diabetes adalah penyakit kronis yang memerlukan kesadaran dan pengelolaan seumur hidup. Mengabaikan penyakit ini sama saja dengan membuka pintu bagi berbagai komplikasi berbahaya, mulai dari penyakit jantung, gagal ginjal, hingga kebutaan dan amputasi. Dengan edukasi yang tepat, pemeriksaan rutin, dan perubahan gaya hidup, risiko komplikasi dapat ditekan, bahkan sebagian besar kasus diabetes tipe 2 dapat dicegah.
Meningkatkan kesadaran bukan hanya tugas tenaga medis, tetapi tanggung jawab bersama. Setiap individu dapat berperan, mulai dari membagikan informasi, mengajak keluarga melakukan pola hidup sehat, hingga rutin memeriksakan kesehatan. Ingat, mencegah lebih baik daripada mengobati. Kendalikan diabetes sejak dini sebelum komplikasi mengambil alih hidup Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar